Guluk-Guluk - INSTIKA - Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Tarbiyah (DEMA F Tarbiyah) Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Guluk-Guluk Sumenep menggelar kajian rutin tengah bulanan dengan mengangkat tema, "Kontruksi paradigma Pendidikan Islam dan Barat" dengan mendatangkan pemateri Hasanah, M.Pd.l., Kamis, (05/01/2023), di Kampus Putri.
Dalam kesempatan itu, Hasanah, mengawali penjelasanya dengan membahas pengertian dari paradigma itu sendiri.
"Paradigma merupakan sekumpulan tata nilai yang membentuk pola pikir seseorang sebagai sebuah titik tolak pandangannya dan membentuk suatu citra subjektif seseorang terhadap realita. Kemudian bisa menentukan bagaimana cara menangani realita tersebut. Ini saya ambil menurut pandangan Robert Friedrich," terangnya.
"Sedangkan pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja, sistematis untuk membantu memotivasi serta membimbing seseorang untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki sehingga mampu berkembang secara optimal. Pendidikan mendewasakan manusia secara lahir maupun batin," tambahnya.
Ketua IAA Ganding itu lebih jauh menjelaskan, pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang mampu memberikan kemampuan kepada seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kehidupannya.
Fenomena sistem pendidikan masional di Indonesia, katanya lagi, yang berjalan sampai sekarang merupakan adopsi dari teori-teori Barat, teori pendidikan Islam sering ditinggalkan.
Pemateri yang juga seorang guru RA. Ar-Risalah ini juga memberitahukan bahwa Pendidikan Islam dan Barat memiliki perbedaan yang sangat mendasar, mulai dari tujuan, kualifikasi pendidikan, sistem evaluasi, bahkan termasuk output yang dihasilkan.
"Ironisnya, karena tidak mengetahui secara persis perbedaan tersebut, maka secara tidak sadar kita menggunakan konsep pendidikan Barat sehingga out-put yang dihasilkan adalah melahirkan manusia-manusia yang bermental Barat," jelasnya.
Tokoh-tokoh yang banyak berkonstrbusi di dalam pendidikan Islam, lanjutnya, adalah Ibnu Miskawaih, al-Qabisi, al-Mawardi, Ibnu Sina, dan al-Ghazali. "Sedangkan yang berasal dari abad pertengahan adalah Burhanuddin az-Zarnuji dan Ibnu Jama'ah dan masih banyak tokoh lainnya," katanya.
Kegiatan rutin tengah bulanan ini berjalan dengan lancar. Semua peserta antusias mendengarkan apa yang disampaikan penyaji. Diharapkan kajian rutin ini dapat menambah wawasan mahasiswa.
Penulis: Husnul Khatimah (Mahasiswi PIAUD INSTIKA)
Ganding - INSTIKA - Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Fakultas Tarbiyah melaksanakan Program Pengabdian Pembelajaran Bahasa Arab 2023 di Pondok Pesantren Ar-Rahman, Gadu Timur, Ganding, Sumenep.
Pengabdian itu dilaksanakan kurang lebih dua minggu, mulai dari 22 Januari 2023 hingga 3 Februari 2023. Terdapat 2 mahasiswa dan 4 mahasiswi yang melakukan pengabdian di sana. Pada Kamis, 02/02/2023), di PP. Ar-Rahman dilakukan penutupan kegiatan pengabdian tersebut.
Menurut Kaprodi PBA, Kiai Ahmad Faris, M.Pd.I. kegiatan itu merupakan bagian dari program rutin tahunan PBA. Dalam kegiatan itu mahasiswa PBA melakukan praktik mengajar bahasa Arab.
"Ini sebagai ajang pembuktian kualitas mahasiswa-mahasiswi kami di PBA INSTIKA," katanya.
Adanya kegiatan itu mendapat respon positif dari pihak lembaga yang ditempati pengabdian dan juga masyarakat sekitar yang sangat antusias terhadap adanya peserta pengabdian.
"Dan kami mohon dukungan dari berbagai pihak, utamanya para pimpinan INSTIKA demi terus berkembangnya kegiatan pengabdian kami ini," kata Kiai Faris saat melaporkan kegiatannya.
Penulis: Masykur Arif (LP2D)
Guluk-Guluk - INSTIKA - Kegiatan rutin tahunan Pengabdian Pengajaran Bahasa Arab Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Guluk-Guluk Sumenep tahun 2023 telah selesai dilaksanakan, Kamis (02/02/2023).
Kaprodi PBA, Kiai Ahmad Faris, M.Pd.I., melakukan penutupan, salah satunya, di Pondok Pesantren Mathla'un Najah, Bragung, Guluk-Guluk, Sumenep. Kaprodi mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak lembaga yang telah bersedia ditempati mahasiswa PBA untuk melaksanakan pengabdian mengajar.
Menurut kaprodi, pengabdian ini merupakan ajang pembuktian kemampuan mahasiswa dalam kegiatan belajar-mengajar. "Ini merupakan praktik mahasiswa PBA dalam melaksanakan kegiatan mengajar di berbagai lembaga sekolah," katanya.
Ia mengharapkan kegiatan semacam itu terus berjalan agar bisa memberikan manfaat baik kepada mahasiswa maupun kepada masyarakat pada umumnya. "Alhamdulillah kegiatan mahasiswa ini disambut baik oleh lembaga dan masyarakat pada umumnya," imbuhnya.
Penulis: Masykur Arif (LP2D)